Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut |
Kebakaran hutan/lahan di Indonesia umumnya (99,9%) disebabkan oleh
manusia, baik disengaja maupun akibat kelalaiannya. Sedangkan sisanya
(0,1%) adalah karena alam (petir, larva gunung berapi). Penyebab kebakaran
oleh manusia dapat dirinci sebagai berikut : |
||||
a. |
Konversi lahan : kebakaran yang disebabkan oleh api yang berasal
dari kegiatan penyiapan (pembakaran) lahan untuk pertanian, industri,
pembuatan jalan, jembatan, bangunan, dan lain lain; |
b. |
Pembakaran vegetasi : kebakaran yang disebabkan oleh api yang
berasal dari pembakaran vegetasi yang disengaja namun tidak
terkendali sehingga terjadi api lompat, misalnya : pembukaan areal
HTI dan Perkebunan, penyiapan lahan oleh masyarakat; |
c. |
Aktivitas dalam pemanfaatan sumber daya alam : kebakaran yang
disebabkan oleh api yang berasal dari aktivitas selama pemanfaatan
sumber daya alam. Pembakaran semak belukar yang menghalangi
akses mereka dalam pemanfaatan sumber daya alam dan pembuatan
api untuk memasak oleh para penebang liar, pencari ikan di dalam
hutan. Keteledoran mereka dalam memadamkan api akan
menimbulkan kebakaran; |
d. |
Pembuatan kanal-kanal/saluran-saluran di lahan gambut: saluransaluran
ini umumnya digunakan untuk sarana transportasi kayu hasil
tebangan maupun irigasi. Saluran yang tidak dilengkapi pintu kontrol
air yang memadai menyebabkan lari/lepasnya air dari lapisan gambut
sehingga gambut menjadi kering dan mudah terbakar; |
e. |
Penguasaan lahan, api sering digunakan masyarakat lokal untuk
memperoleh kembali hak-hak mereka atas lahan atau bahkan
menjarah lahan “tidak bertuan” yang terletak di dekatnya. |
Saharjo (1999) menyatakan bahwa baik di areal HTI, hutan alam dan
perladangan berpindah dapat dikatakan bahwa 99% penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah berasal dari ulah manusia, entah itu sengaja
dibakar atau karena api lompat yang terjadi akibat kelalaian pada saat
penyiapan lahan. Bahan bakar dan api merupakan faktor penting untuk
mempersiapkan lahan pertanian dan perkebunan (Saharjo, 1999).
Pembakaran selain dianggap mudah dan murah juga menghasilkan bahan
mineral yang siap diserap oleh tumbuhan. |
Banyaknya jumlah bahan bakar yang dibakar di atas lahan akhirnya akan
menyebabkan asap tebal dan kerusakan lingkungan yang luas. Untuk itu,
agar dampak lingkungan yang ditimbulkannya kecil, maka penggunaan api
dan bahan bakar pada penyiapan lahan haruslah diatur secara cermat dan
hati-hati. Untuk menyelesaikan masalah ini maka manajemen
penanggulangan bahaya kebakaran harus berdasarkan hasil penelitian dan
tidak lagi hanya mengandalkan dari terjemahan textbook atau pengalaman
dari negara lain tanpa menyesuaikan dengan keadaan lahan di Indonesia
(Saharjo, 2000). |
Artikel Terkait : |
Bentuk Struktur Organisaisi Badan Lingkungan Hidup Daerah . |